“Saya senang bisa membantu melestarikan hutan dan gembira melihat hutan kembali hijau. Kalau sekedar cari uang di rumah saja sudah cukup,”
Usianya menjelang 65 tahun tapi ia tak berhenti keluar masuk hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Teman-temanya memanggilya Surya, warga Dusun 2, Bina Karya Utama, Kecamatan Putra Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah. Surya bahkan lebih sering di hutan. “Saya di rumah paling lama tiga hari, lalu pergi lagi ke hutan” katanya.
Surya, mulanya hanya petani palawija di lahan kering sekitar hutan Taman Nasional Way Kambas. Namun sejak bermitra dengan Auriga Nusantara, ia menjadi memiliki kegiatan lain, yakni merestorasi lahan gambut di sekitar TNWK.
Ia bersama sejumlah teman mendapat tugas untuk melakukan penanaman lahan–lahan gambut. Lebih dari setengah wilayah Taman Nasional Ujung Timur Sumatera itu adalah padang ilalang, karena hutannya telah ditebang. Kawasan hutan berupa lahan gambut itu potensial untuk terjadi kebakaran lahan.
Maka harus segera direstorasi. Menjadi tugas Surya dan teman-temannya untuk menanam pohon, membuat pembibitan dan membuat sekat bakar untuk memutus alur api jika terjadi kebakaran lahan. Upaya itu sudah dilakukan Surya sejak tujuh tahun lalu.
Usaha dimulai saat Surya bertemu Auriga dalam kegiatan sosialisasi di Balai Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK). ”Saya memang sering mengikuti kegiatan di TNWK. Kebetulan Auriga memiliki kerjasama dengan TNWK untuk restorasi lahan gambut di Way Kambas”. Di sinilah Auriga menemukannya Surya.
Mengetahui Surya petani yang senang membuat pembibitan , NGO lingkungan ini mengajaknya untuk membantu kegiatan restorasi gambut bersama beberapa warga setempat di Way Kambas.
Sejak 2014, Surya mulai terlibat merestorasi lahan gambut. Surya dan sejumlah warga mendapat tugas mengadakan pembibitan tanaman kayu. Hasil pembibitan akan ditanam di lahan-lahan gambut yang gundul. Hingga saat ini Surya dan teman-temannya telah menanam di 300 hektar lahan gambut.
Selain bertugas membuat pembibitan. Ia juga punya tugas tambahan menjaga hutan dari perburuan liar. Ia mendekati warga sekitar hutan untuk tidak melakukan perburuan. Mengedukasi masyarakat pentingnya menjaga hutan dan kelestarian alam. Surya juga pasang badan menghadapi para pemburu yang kerap nekat membuat api di areal hutan untuk mengumpulkan binatang.
Ketika terjadi kebakaran lahan dan asap, Surya juga siap berganti profesi sebagai pemadam. Ia turun memadamkan api dengan alat sederhana, sebuah alat steam beserta tong air yang diangkut dengan mobil pickup.
Selama 7 tahun hidupnya diabdikan untuk menjaga kawasan Taman Nasional Way Kambas. “Saya senang bisa membantu melestarikan hutan dan gembira melihat hutan kembali hijau. Kalau sekedar cari uang di rumah saja sudah cukup,” ujarnya .
Hal yang kerap dikeluhkannya, hanyalah saat harus menghalau para pemburu. “Mereka kadang sengaja membakar hutan dan mencabuti bibit tanaman,” katanya. Kasus pembakaran itu pernah terjadi pada 2015 yang melumatkan 25 persen lahan TNWK .
“Sekarang alhamdulillah lokasi yang saya pantau sudah tidak ada kebakaran lagi. Karena kami sering himbau warga agar jangan bakar-bakar di dalam hutan,” katanya.
Ia bersyukur selama bergiat di hutan keluarganya tak pernah mengeluh. Meski kadang ia harus berada di hutan selama berhari-hari dan jarang bertemu keluarga.
Humas Balai TNWK Provinsi Lampung, Sukatmoko sangat mengapresiasi kinerja Surya dan teman-temannya dalam menjaga dan melestarikan kawasan hutan TNWK. “Pak Surya salah satu mitra Way Kambas, kegiatan mereka untuk restorasi kawasan TNWK,” tuturnya.
Surya merupakan warga biasa yang berkontribusi membantu pembibitan dan penanaman pohon serta ikut membantu memadamkan api di hutan. Surya dinilai telah bekerj dengan baik, bahkan bekerja dengan hati. “Dia benar-benar menjaga hutan ini agar tidak terbakar,” terangnya.
Sukatmo menilai Surya layak disebut sebagai pejuang lingkungan, karena telah berkontribusi menjaga hutan. Hingga banyak terjadi perubahan, mulai dari berkurangnya kebakaran lahan dan lahan yang semula gundul kini mulai terlihat ada tanaman.
“Justru saya ingin ada orang seperti Surya-surya lainnya”. Menurut Sukatmo, jika kinerjanya terus bagus pihaknya akan mengusulkan ke Kementerian untuk mendapatkan penghargaan. Harapannya tumbuh Surya-surya yang lain yang bisa dirangkul untuk berkontribusi untuk kelestarian hutan.(*)
DITERBITKAN OLEH PEJUANG IKLIM