Surya: Tujuh Tahun Merawat Gambut TNWK May 21, 2021

“Saya senang bisa membantu melestarikan hutan dan gembira melihat hutan kembali hijau. Kalau sekedar cari uang di rumah saja sudah cukup,”

Usianya menjelang 65 tahun tapi  ia tak berhenti  keluar masuk hutan  Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Teman-temanya  memanggilya Surya, warga Dusun 2, Bina Karya Utama, Kecamatan Putra Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah.  Surya bahkan lebih sering di hutan. “Saya di rumah paling lama tiga hari, lalu pergi lagi ke hutan” katanya.  

Surya, mulanya hanya petani palawija  di lahan kering sekitar hutan Taman Nasional Way Kambas. Namun sejak bermitra  dengan Auriga Nusantara, ia menjadi memiliki kegiatan lain, yakni merestorasi lahan gambut di sekitar  TNWK.  

Ia bersama sejumlah teman  mendapat  tugas untuk melakukan penanaman lahan–lahan gambut. Lebih dari setengah wilayah Taman Nasional  Ujung Timur Sumatera itu  adalah  padang ilalang, karena hutannya telah  ditebang. Kawasan hutan berupa lahan gambut itu potensial untuk terjadi  kebakaran lahan.

Maka harus segera direstorasi.  Menjadi  tugas Surya dan teman-temannya  untuk  menanam pohon, membuat pembibitan  dan  membuat sekat bakar untuk memutus alur api jika terjadi kebakaran lahan.  Upaya itu sudah dilakukan Surya sejak tujuh tahun lalu.

Usaha dimulai saat  Surya bertemu Auriga  dalam kegiatan sosialisasi di Balai Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK). ”Saya memang sering mengikuti kegiatan di TNWK. Kebetulan Auriga memiliki kerjasama dengan TNWK untuk restorasi lahan gambut di Way Kambas”. Di sinilah Auriga menemukannya Surya.

Mengetahui Surya petani yang senang  membuat pembibitan , NGO lingkungan ini mengajaknya untuk membantu kegiatan restorasi gambut  bersama beberapa warga setempat di Way Kambas.   

Sejak 2014, Surya mulai terlibat merestorasi lahan gambut. Surya dan sejumlah warga mendapat tugas   mengadakan pembibitan tanaman kayu. Hasil pembibitan akan ditanam di lahan-lahan gambut yang gundul.  Hingga saat ini Surya dan teman-temannya telah menanam di 300 hektar lahan gambut.

Selain bertugas membuat pembibitan. Ia juga punya tugas  tambahan menjaga hutan dari perburuan liar.  Ia mendekati warga sekitar hutan untuk tidak melakukan perburuan. Mengedukasi masyarakat pentingnya menjaga hutan dan kelestarian alam. Surya juga pasang badan menghadapi para pemburu yang kerap nekat membuat api di  areal hutan untuk mengumpulkan binatang.

Ketika terjadi kebakaran  lahan dan  asap,   Surya juga  siap berganti profesi sebagai pemadam. Ia turun memadamkan api dengan  alat sederhana,  sebuah alat steam beserta tong air yang diangkut dengan mobil pickup.

Selama 7 tahun hidupnya diabdikan untuk  menjaga kawasan Taman Nasional Way Kambas. “Saya senang bisa  membantu melestarikan hutan dan gembira melihat hutan kembali hijau. Kalau sekedar cari uang di rumah saja sudah cukup,” ujarnya .

Hal yang kerap dikeluhkannya, hanyalah saat harus menghalau para pemburu. “Mereka kadang sengaja membakar hutan dan mencabuti bibit tanaman,” katanya.  Kasus pembakaran itu pernah terjadi pada 2015 yang melumatkan 25 persen lahan TNWK .

“Sekarang  alhamdulillah lokasi yang saya pantau  sudah tidak ada kebakaran lagi. Karena kami sering himbau warga agar jangan bakar-bakar di dalam hutan,” katanya.

Ia bersyukur selama  bergiat di hutan  keluarganya tak pernah mengeluh. Meski kadang  ia harus berada di hutan selama berhari-hari dan jarang bertemu keluarga.

Surya bersama teman-temannya melakukan penanaman lahan gambut di kawasan Rawa Kadut, Taman Nasional Way Kambas.

Humas Balai TNWK Provinsi Lampung,  Sukatmoko  sangat mengapresiasi kinerja Surya dan  teman-temannya dalam menjaga dan melestarikan kawasan hutan TNWK. “Pak Surya  salah satu mitra Way Kambas, kegiatan mereka untuk restorasi kawasan TNWK,” tuturnya.

Surya merupakan warga biasa yang berkontribusi membantu pembibitan dan penanaman pohon serta ikut membantu memadamkan api  di hutan. Surya dinilai telah bekerj dengan baik, bahkan bekerja dengan hati. “Dia benar-benar menjaga hutan ini agar tidak terbakar,” terangnya.

Sukatmo menilai  Surya layak disebut sebagai pejuang lingkungan,  karena telah berkontribusi menjaga hutan. Hingga banyak terjadi perubahan,  mulai dari  berkurangnya kebakaran lahan dan lahan yang semula gundul kini mulai terlihat ada tanaman.

“Justru saya ingin ada orang seperti Surya-surya lainnya”.  Menurut Sukatmo, jika kinerjanya terus bagus pihaknya akan mengusulkan ke Kementerian untuk mendapatkan penghargaan. Harapannya  tumbuh Surya-surya yang lain yang bisa dirangkul untuk berkontribusi untuk kelestarian hutan.(*)

DITERBITKAN OLEH PEJUANG IKLIM